Sabtu, 11 April 2009

ALIRAN SATRIO PININGIT WETENG BUWONO

1. Pimpinan dan Alamat Aliran.
Aliran Satrio Piningit Weteng Buwono dipimpin oleh Agus Imam Solichin, beralamat di Jl Kebagusan II, RT 10 RW 06 No 37, Pasar Minggu Jakarta Selatan. Rumah tersebut milik A. Kusmana. Sebelumnya mereka bermarkas di Jl Masjid Al-Mu’awanah No 2, RT 07/ 12, Kampung Rawa Aren, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, Jawa Barat. Praktek di sini berlangsung selama 6 bulan pada tahun 2002.
Menurut H.Muhamad Nagan warga Rawa Aren, waktu di Bekasi pengikutnya sebanyak 15 orang, (sekarang pengikutnya kurang jelas, ada yang mengatakan 40 orang, tetapi ada juga yang mengatakan 50 orang).. Ritualnya dilakukan hampir setiap malam berupa membaca kitab tertentu, memakai pakaian baju koko, dan memakai peci merah putih (ada yang mengatakan memakai ikat kepala merah putih). Sehabis ritual biasanya pengikutnya tidak pulang, mereka tidur bersama-sama dirumah itu bercampur antara laki-laki dan perempuan. Pada suatu hari jumat, saat orang mengerjakan shlat Jum’at Agus bersama pengikutnya menggelar ritual di halaman rumah. Kegiatan tersebut dipaksa berhenti oleh warga, tetapi esoknya ritual tersebut di gelar kembali. Warga kesal dan jengkel dibuatnya, kemudian mengusir Agus dari tempat tersebut, sehingga sejak itu Agus tak kembali dan pindah ketempat lain.
Menurut H.Nagan, Agus pada mulanya dianggap sebagai orang pintar (dukun) yang dapat mengobati orang sakit, Agus mulai melakukan hal yang dianggap aneh sejak tahun 2002, saat itu ia telah mulai melakukan ritual dan menyebarkan ajarannya. Agus beristerikan Sutari dan mempunyai tiga orang anak.

2. Pokok-Pokok Ajarannya.
Sampai saat ini belum jelas apa yang menjadi ajaran pokok aliran ini. Dari berita koran dan internet, hanya berupa pernyataan dari para pengikutnya yang menyebutkan praktek yang dilakukan seperti: tidak shalat, tidak puasa, ritual telanjang dan mengadakan hubjungan secara bersama-sama di depan pimpinannya (Agus Imam solichin). Selain itu menurut Eko salah seorang pengikutnya, Agus juga mengajarkan tentang hakekat dan tarekat. Tapi tidak dijelaskan oleh Eko yang dimaksud dengan hakekat dan tarekat tersebut. Tentang ritual telanjang, dikatakan karena meniru suasana di surga, karena di surga semua orang telanjang. Kalau menolak melakukan ritual telanjang, akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam. Agus juga mengajarkan hubungan sek secara bersama-sama, ritual ini biasanya dilakukan pada malam Jum’at, tetapi menurut Kusmana dapat dilakukan kapan saja. Ritual ini paling ramai dilakukan pada taun 2005 dimana ada enam pasangan suami isteri yang melakukannya.. Pada saat ritual berlangsung Agus selaku pimpinan berdiri di dalam kamar dan menyaksikan pengikutnya menjalani ritual. Ritula itu menurut Agus mencontoh penciptaan Nabi Adam. Menurut Kusmana dalam ritual tersebut tidak terjadi tukar menukar pasangan, tetapi berdasarkan informasi warga bahwa aliran tersebut diduga menghalalkan ganti-ganti pasangan pada saat menjalani ritual.
Ada 13 ritual yang dijalan oleh pengikut aliran ini. Selain seks bersama-sama, Agus juga memandikan para pengikut yang melakukan pengakuan dosa. Kalau pengikutnya bersalah, lalu dimandikan. Dalam melakukan ritual mereka menyanyikan lagu cucak rowo, lagu Jawa dan Indonesia Raya. Ritual biasanya dilakukan pada jam 093.00 pagi, menurut Asnawi ketua RT setempat Agus juga melarang pengikutnya untuk berobat ke dokter karena dianggap haram, sebab tidak natural Akibatnya sudah dua orang pengikutnya (Ratna Ayu Kusumaningrum dan santi) meningal dunia..
Agus mengaku sudah menyatu dengan Tuhan atau manunggaling kawula Gusti, oleh sebab itu dia membebaskan pengikutnya dari kewajiban shalat, puasa dan Zakat. Dia juga mengajarkan tentang kesabaran, keikhlasan dan tawakkal dalam setiap pengajian. Agus memiliki 50 orang pengikut, dan syaratnya sudah berkeluarga.
Menurut Eko Agus telah mengalami dua fase (tahap) yaitu tahap sebagai Imam Mahdi pada tahun 2003-2004 dan sebagai Tuhan pada tahun 2005-2006. Karena mengaku sebagi Tuhan, maka ia mengajak para pengikutnya untuk meninggalkan shalat. Agus berkata: “ Ngapain kalian shalat, ngapai kalian puasa karena saya sudah wujud, dengan bersabar itu juga berarti sudah melaksanakan puasa”. Selain itu pada tahun 2006 Agus mengaku sebagai titisan Soekarno. Oleh sebab itu dilantai dua dari rumah Eko terdapat puluhan gambar mantan Presiden Soekarno, disamping alat-alat musik seperti gitar dan piano.

3. Tanggapan –Tanggapan
Menurut Hasrul Azwar ketua komisi VIII DPR-RI mengatakan: “terkutuk benar orang itu, segera tangkap dan amankan sebelum dihakimi massa dan menyebarkan ajarannya lebih jauh”, Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, dan dia harus dipenjara seperti Lia Eden.
Badan Kordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) Kotamadya Jakarta Selatan telah memutuskan bahwa ajaran Satrio Piningit Weteng Buwono menyimpang. Dari nilai-nilai agama serta undang-undang. Yang jelas kegiatan yang mereka lakukan menyimpang, menurut Ketua Bakor Pakem Jakarta Selatan Setya Untung Arumulyadi (Okezone 30/1/2009). Bakor Pakem masih melakukan pendalaman dengan menginventarisir kegiatan, model organisasi, dan ajaran Satrio Peningit. Kalau memenuhi persyaratan sebuah aliran, baru akan ditentukan apakah sesat atau tidak.
Dirjen Bimas Islam Prof.Dr Nasarudin Umar menyarankan agar pimpinan aliran mesum tersebut, menmui psikiater untuk berkonsultasi tentang orientasi seksualnya. Ditengarai Agus memiliki kelainan seksual. Dalam teori psikologi ada individu baru mencapai kepuasan seksual, jika melihat orang lain melakukan hubungan seksual. Pada tahap selanjutnya, individu bersangkutan baru akan merasa puas jika melihat isterinya melakukan hubungan badan dengan orang lain. Dugaan adanya penyimpangan seksual muncul karena pengikutnya disuruh untuk melakukan hubungan seks secara besama-sama. Dari aspek keagamaan kami siap untuk membinanya. Untuk sementara Departemen Agama menunggu hasil pemeriksaan kepolisian terhadap Agus. Setelah proses pidana pencabulan yang dilakukan selesai, maka Depag akan membantu dalam menyelidiki apakah ada unsure penodaan agama dalam praktek ritual aliran Satrio Piningit.
Menurut Prof.Dr Aminudin Kasdi apa yang diklaim oleh Agus bahwa dirinya telah manunggal dengan gusti tidaklah tepat. Munculnya sekte ini lebih merupakan sebagi sebuah perlawanan dari kelompok masyarakat yang mengalami keterasingan secara social dan budaya ditengah cepatnya perubahan masyarakat akibat kemajuan teknologi dan globalisasi ekonomi. Karena tak mampu mengikuti perubahan itu, sebuah kelompok masyarakat kemudian berusaha mempertahankan eksistensinya dengan membentuk komunitas untuk melakukan perlawanan sekaligus menegaskan identitas mereka. Mereka ingin menghidupkan nilai-nilai yang mereka yakini benar dan baik. Dan itu bentuk perlawanan menurut mereka. (Surya, 31/1/2009).
Jasman Panjaitan, Kapuspenkum mengatakan Bakor Pakem masih mempelajari dan mendalami aliran Satrio Peningit Weteng Buwono. Tapi ancamannya pembubaran dan pemidanaan akan diberikan bila terbukti melakukan penyimpangan. Menurutnya kalau benar ada symbol agama yang digunakan langkah pertama adalah dibubarkan, dan dilanjutkan dengan langkah hukum. Kalau menodai agama akan masuk pasal 156 A KUHP.
Sedangkan menurut Permadi merebaknya aliran-aliran sesat di tanah air adalah sebuah pertanda mulai masuknya zaman edan. Menurutnya factor ekonomi dan situasi serba sulit yang kini dihadap masyarakat adalah kondisi yang ikut menyuburkan fenomena semacam ini. Rasa frustasi masyarakat inilah yang kemudian dimanfaatkan segelintir orang untuk mengambil keuntungan dengan membawa ajaran baru dan mengklaim diri sebagai Nabi bahkan Tuhan.

1 komentar:

  1. Ibu hayati wong edan,,,, tidak halal rejeki Seperti itu.. Belajar agama lagi ya.

    BalasHapus